Saturday 7 December 2013

Kisah Orang Sukses (1)

Dalam kesempatan ini saya akan menampilkan kisah orang sukses yang akan menjadi ispirasi bagi kita semua untuk menggapai kesuksesan dalam bisnis kita. Inilah kisah orang sukses tersebut :
1. Tri Sumono - Pengusaha Sukses Modal Dari Nol
Tri SumonoPernahkah anda membayangkan seorang tukang sapu yang bekerja membersihkan jalanan dari sampah dan dedaunan. Atau pernahkah anda membayangkan seorang tukang kuli bangunan yang harus bekerja banting tulang menghadapi panasnya terik sinar matahari demi menafkahi keluarga. Tentu saja anda tidak pernah melirik orang seperti ini.
Tapi pernahkah anda berpikir orang seperti yang tersebut di atas kini menjadi seorang pengusaha sukses yang memiliki omset hingga ratusan juta rupiah setiap bulannya. Mungkin anda akan terkagum-kagum atau cuma bisa melohok melihatnya.
Begitulah yang terjadi pada Tri Sumono yang kini lewat perusahaan CV 3 Jaya, ia mengelola banyak cabang usaha, antara lain, produksi kopi jahe sachet merek Hootri, toko sembako, peternakan burung, serta pertanian padi dan jahe. Bisnis lainnya, penyediaan jasa pengadaan alat tulis kantor (ATK) ke berbagai perusahaan, serta menjadi franchise produk Ice Cream Campina.
Dari berbagai lini usahanya itu, ia bisa meraup omzet hingga Rp 500 juta per bulan. Pria kelahiran Gunung Kidul, 7 Mei 1973, ini mengaku tak pernah berpikir hidupnya bakal enak seperti sekarang. Terlebih ketika ia mengenang masa-masa awal kedatangannya ke Jakarta. Mulai merantau ke Jakarta pada 1993, pria yang hanya lulusan sekolah menengah atas (SMA) ini sama sekali tidak memiliki keahlian.
Ia nekat mengadu nasib ke Ibu Kota dengan hanya membawa tas berisi kaus dan ijazah SMA. Untuk bertahan hidup di Jakarta, ia pun tidak memilih-milih pekerjaan. Bahkan, pertama bekerja di Jakarta, Tri menjadi buruh bangunan di Ciledug, Jakarta Selatan. Namun, pekerjaan kasar itu tak lama dijalaninya. Tak lama menjadi kuli bangunan, Tri mendapat tawaran menjadi tukang sapu di kantor Kompas Gramedia di Palmerah, Jakarta Barat.
Tanpa pikir panjang, tawaran itu langsung diambilnya. “Pekerjaan sebagai tukang sapu lebih mudah ketimbang jadi buruh bangunan,” jelasnya.Lantaran kinerjanya memuaskan, kariernya pun naik dari tukang sapu menjadi office boy. Dari situ, kariernya kembali menanjak menjadi tenaga pemasar dan juga penanggung jawab gudang.
Pada tahun 1995, ia mencoba mencari tambahan pendapatan dengan berjualan aksesori di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Saat itu, Tri sudah berkeluarga dengan dua orang anak. Selama empat tahun Tri Sumono berjualan produk-produk aksesori, seperti jepit rambut, kalung, dan gelang di Jakarta. Berbekal pengalaman dagang itu, tekadnya untuk terjun ke dunia bisnis semakin kuat. “Saya dagang aksesori seperti jepit rambut, kalung, dan gelang dengan modal Rp 100.000,” jelasnya.
Setiap Sabtu-Minggu, Tri rutin menggelar lapak di Stadion Gelora Bung Karno. Dua tahun berjualan, modal dagangannya mulai terkumpul lumayan banyak. Dari sanalah ia kemudian berpikir bahwa berdagang ternyata lebih menjanjikan ketimbang menjadi karyawan dengan gaji pas-pasan. Makanya, pada tahun 1997, ia memutuskan mundur dari pekerjaannya dan fokus untuk berjualan.
Berbekal uang hasil jualan selama dua tahun di Gelora Bung Karno, Tri berhasil membeli sebuah kios di Mal Graha Cijantung. “Setelah pindah ke Cijantung, bisnis aksesori ini meningkat tajam,” ujarnya.
Tahun 1999, ada seseorang yang menawar kios beserta usahanya dengan harga mahal. Mendapat tawaran menarik, Tri kemudian menjual kiosnya itu. Dari hasil penjualan kios ditambah tabungan selama ia berdagang, ia kemudian membeli sebuah rumah di Pondok Ungu, Bekasi Utara. Di tempat baru inilah, perjalanan bisnis Tri dimulai.
Pengalaman berjualan aksesori sangat berbekas bagi Tri Sumono. Ia pun merintis usaha toko sembako dan kontrakan. Sejak itu, naluri bisnisnya semakin kuat. Saat itu, ia langsung membidik usaha toko sembako. Ia melihat, peluang bisnis ini lumayan menjanjikan karena, ke depan, daerah tempatnya bermukim itu bakal berkembang dan ramai. “Tapi tahun 1999, waktu saya buka toko sembako itu masih sepi,” ujarnya.
Namun, Tri tak kehabisan akal. Supaya kawasan tempatnya tinggal kian ramai, ia kemudian membangun sebanyak 10 rumah kontrakan dengan harga miring. Rumah kontrakan ini diperuntukkan bagi pedagang keliling, seperti penjual bakso, siomai, dan gorengan. Selain mendapat pemasukan baru dari usaha kontrakan, para pedagang itu juga menjadi pelanggan tetap toko sembakonya. “Cara itu ampuh dan banyak warga di luar Pondok Ungu mulai mengenal toko kami,” ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, naluri bisnisnya semakin kuat. Tahun 2006, Tri melihat peluang bisnis sari kelapa. Tertarik dengan peluang itu, ia memutuskan untuk mendalami proses pembuatan sari kelapa. Dari informasi yang didapatnya diketahui bahwa sari kelapa merupakan hasil fermentasi air kelapa oleh bakteri Acetobacter xylium. Untuk keperluan produksi sari kelapa ini, ia membeli bakteri dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor. “Tahap awal saya membuat 200 nampan sari kelapa,” ujarnya.
Sari kelapa buatannya itu dipasarkan ke sejumlah perusahaan minuman. Beberapa perusahaan mau menampung sari kelapanya. Tetapi, itu tidak lama. Lantaran kualitas sari kelapa produksinya menurun, beberapa perusahaan tidak mau lagi membeli. Ia pun berhenti memproduksi dan memutuskan untuk belajar lagi.
Untuk meningkatkan kualitas sari kelapa, ia mencoba berguru ke seorang dosen Institut Pertanian Bogor (IPB). Mulanya, dosen itu enggan mengajarinya karena menilai Tri bakal kesulitan memahami bahasa ilmiah dalam pembuatan sari kelapa. “Tanpa sekolah, kamu sulit menjadi produsen sari kelapa,” kata Tri menirukan ucapan dosen kala itu.
Namun, melihat keseriusan Tri, akhirnya sang dosen pun luluh dan mau memberikan les privat setiap hari Sabtu dan Minggu selama dua bulan. Setelah melalui serangkaian uji coba dengan hasil yang bagus, Tri pun melanjutkan kembali produksi sari kelapanya. Saat itu, ia langsung memproduksi 10.000 nampan atau senilai Rp 70 juta. Hasilnya lumayan memuaskan. Beberapa perusahaan bersedia menyerap produk sari kelapanya. Sejak itu, perjalanan bisnisnya terus berkembang dan maju.
Demikian kisah motivatif tentang Tri Sumono yang membuktikan bahwa dengan ketekunan dan kerja keras pasti bisa meraih setiap apa yang di impikan dan cita-citakan. Semoga kisah di atas bisa menjadi sebuah isnpirasi bagi kita semua.
2. Irshad Abdassah Noor - Mahasiswa yang Tak Sempat Ambil Ijazah Sarjananya
Irshad Abdassah Noor
IRSHAD kesal, sudah habis uangnya untuk biaya wisuda kampusnya, lelaki kelahiran Jakarta itu masih harus mengeluarkan uang sebesar Rp 500 ribu rupiah untuk menebus ijazahnya. Padahal untuk wisuda saja dia harus mengeluarkan biaya Rp 2,5 Juta.
Rasa tidak enak sebagai seorang anak, membuatnya tak tega untuk menambah beban orangtuanya. Iapun memilih untuk tidak meminta uang lagi ke orangtua untuk menebus ijazah tersebut. Sejak saat itu, iapun melanjutkan hidup tanpa mengambil ijazah sarjana desain dari sebuah universitas terkemuka di Jakarta. Itulah sekelumit kisah Irshad Abdassah Noor.
“Saat itu dibenak saya, rejeki saja bukan dari ijazah kok,” jelasnya
Keinginan untuk menjadi lelaki mandiri memang sudah ada sejak duduk di bangku sekolah. Buku-buku orang-orang sukses seperti Bob Sadino, Ciputra, Robert Kawasaki dan tokoh-tokoh wirausaha dilahapnya sejak lama.
Ditambah pelajaran dari sekelilingnya. Ia melihat banyak orang sukses justru tidak sesuai gelar kuliahnya. Banyak dokter jadi musisi, akuntan jadi desain grafis dan sebagainya. Sebelum ia luluspun, ia telah merintis usaha fotografinya sendiri bernama Abdassah Studio.
Sambil kuliah, ia menerima pesanan-pesanan foto pernikahan hingga hal-hal berbau desain grafis.
“Sampai seminggu sebelum sidang kelulusan itu saya tidak sempat belajar karena ada kerjaan foto pernikahan di Lampung,” jelas Irshad mengenang.

Menikahi Gadis LDK

Lelaki yang juga aktif di Lembaga Dakwah Kampus di tempat kuliahnya inipun beranikan diri untuk menikah. Bermodal yakin, ia melamar seorang gadis Bukit Tinggi bernama Kumala Shary.
Atas kehendak Allah Subhanahu Wata’ala, gadis itupun menerima lamarannya. Ia mulai bahtera rumah tangganya pada 26 Desember 2010, kurang lebih setahun sejak ia lulus kuliah.
“Saat aktif di LDK, saya kenal Irshad sebagai sosok yang visioner dan pekerja keras,” cerita Kumala mengenang kembali sosok suaminya ketika belum menikah.
Kumala bercerita, dalam perjalanan pernikahan mereka tidaklah semulus yang dibayangkan orang. Perbedaan pendapat antara mereka dan orangtua sering menjadi beban tersendiri. Terlebih memang orangtua mereka ingin mereka bekerja di kantor dengan penghasilan tetap.
Tapi, Kumala yakin keteguhan dan ketekunan sang suami dalam berikhtiar memiliki keberkahannya sendiri.
Kerja keras sang suami mengembangkan bisnis fotografi dan desain grafis ditemaninya dengan sabar. Ibu satu anak inipun rela mengundurkan diri sebagai seorang guru di sebuah Sekolah Dasar Islam Terpadu di Bekasi. Ia ingin fokus mendidik sang anak ketika sang suami bekerja menembus waktu demi keluarga.
Orangtua memang sering khawatir dengan pendapatan keluarga, tapi kami coba jelaskan dan memberikan pembuktian,” jelas Kumala sambil tersenyum mengingat sikap suaminya yang tidak mau mengambil Ijazah kuliahnya hingga hari ini.
“Saya memang tidak memiliki rasa takut, saya yakin ngak mungkin saya ngak makan karena saya menikah,” Irshad menyela dengan nada menyakinkan.

Bukti Janji Allah

Apa yang diyakini Irshad tentang keberkahan dari Allah itu berbuah banyak kisah. Keberanian dan kenyakinannya perlahan – lahan membuahkan hasil. Ditemani dengan perencanaan dan budaya hidup hemat dan rajin menabung, usahanya berkembang.
Sebuah kisah menarik pernah diceritakannya. Suatu ketika uang pegangannya tinggal Rp 500 Ribu. Pada saat yang sama sang Ibu hendak meminjam uang untuk keperluan keluarga. Tanpa berpikir panjang, iapun meminjamkan uang pegangannya itu kepada sang Ibu.
“Masya Allah, sejam kemudian ada yang telepon kasih order foto dengan harga sepuluh kali lipat,” jelas Irshad.
“Jujur, saat –saat seperti sering bikin gue menangis di hadapan Allah,” tambahnya.
Kumala sendiri tidak mau melogikakan cara berpikir suaminya. Ia hanya bisa terus berdoa dan menemani cita-cita sang suami sembari ikut mencoba buka usaha.
“Biasanya sebagian ditabung sebagian lagi di putar dengan usaha lain,” jelas Kumala yang juga merintis usaha rendang dan nugget ini.
Sebagai sepasang suami istri, mereka berdua kompak membangun jiwa wirausaha dengan caranya masing-masing.
Saat ini penghasilan Irshad rata-rata paling minim 2,5 Juta.  Jika sedang sedang ramai order bisa sampai 21 Juta perbulan. Sang istri mengatur keuangan suaminya dengan baik. Sebagian ditabung, sebagian untuk investasi usaha lain.
“Ya nggak mungkin uang dua puluh satu juga kita habisin sebulan, sebagian ditabung untuk siap-siap jika suatu saat sepi order,” jelas Irshad.
“Sebagian kita pakai untuk investasi usaha lain, kita juga ada usaha bisnis rendang dan nugget,” tambah Kumala.
Menurut Irshad dan Kumala, semua yang ia jalani selama ini, kuncinya adalah perencanaan, konsisten, fokus dan yakin pada Allah
Jika mengenang kisah saat kuliah hingga hari ini, Irshad sering terdiam sejenak. Seperti orang yang menahan haru.
Sambil mengambil nafas, ia mengenang betapa dahulu hidupnya begitu susah. Saat belum mampu beli computer, ia biasa menginap di sekretariat LDK. Menunggu aktivis kampus pulang lalu ia izin menggunakan.
Hingga subuh ia memanfaatkan waktu tersebut mengerjakan pesanan-pesanan foto dan desain grafis. Usai subuh jika ada waktu kuliah maka ia lanjut masuk kelas. Kurang tidur, mengantuk, kerja keras dan membiasakan diri disiplin dengan program kehidupan yang ia siapkan bagi dirinya adalah proses yang terus dikenangnya.
“Kalau kita bicara kebutuhan ekonomi pasti tidak akan pernah ideal, manusia tidak akan pernah ada puasnya,” jelas irshad.
“Itu kenapa gue ngak mau ambil ijazah gue sampai sekarang, dan terbukti rejeki gue Allah yang atur,” tambah murah senyum ini lagi.
Irshad berharap, setiap manusia tidak sombong dengan posisi karirnya. Tidak juga rendah diri karena tidak memiliki kesempatan kuliah. Ini karena, berulang kali ia menjelaskan kemuliaan kita ditentukan Allah begitupun dengan rejeki kita.
“Kuliah bisa dimana saja apalagi ini zaman internet, tapi sekarang yang dibutuhkan dunia pekerjaan bukan ijazah tapi skill (keahlian), portfolio bukan ijazah,” jelasnya.
Dari skill menurutnya, akan lahir kepercayaan orang pada diri kita.
“Kepercayaan adalah amanah. Seperti juga kepercayaan Allah pada hambaNya. Allah suruh kita yakin pada kebesaranNya, Allah suruh kita hidup mengandalkan kekuatanNya.”
Apapun capaian dari target kehidupan yang didapatnya, ia berusaha rendah hati, tidak sombong dan tidak merendahkan orang lain. Karena menurutnya, kecukupan yang dimilikinya juga bagian dari keberkahan dari Allah.
“Bahkan bisa jadi cobaan dari Allah, gue orang yang bersyukur atau tidak?” tambahnya.
Kesuksesan yang diraihnya tidak membuat dirinya sombong. Kesuksesan yang diraihnya justru membuat dia semakin banyak mengukur diri. Menciptakan target-target baru. Lebih utama dari itu, ia mengajak banyak orang  untuk optimis dengan kemandirian hidup.
Sekali lagi katanya, jangan rendah diri karena kita tidak memiliki kesempatan untuk kuliah, karena rejeki kita hadir karena Allah bukan karena ijazah kuliah, ujarnya.

Bersambung...
Lihat juga 4 Tips Jitu Memulai Bisnis , Sekilas Ilmu Menejemen Bisnis, Kata kata motivasi paling Jitu




Sumber :
1. majalahinovasi
2. hidayatullah

Ditulis Oleh : yufa // 05:43
Kategori:

3 comments:

obralstore said...

Numpang lapak juragaannn, bagi yang nyari peluang usaha yang pasti-pasti aja ....
KLIK DISINI BAGI YANG LAGI NYARI PELUANG USAHA PASTI

obralstore said...

Numpang lapak juragaannn, bagi yang nyari peluang usaha yang pasti-pasti aja ....
KLIK DISINI BAGI YANG LAGI NYARI PELUANG USAHA PASTI

Unknown said...

nice post sob..
article yang menarik,saya tunggu article berikutnya yach.hehe..
maju terus dan sukses selalu...salam kenal yach...
kunjungi blog saya ya sob,banyak tuh article2 yang seru buat dibaca..
agen poker online terpercaya...poker uang asli..
http://chaniaj.blogspot.com/ dan situs kesayangan kami http://oliviaclub.com
serta sites.google kebanggaan kami https://sites.google.com/site/pokeronlineterpopuler/
di oliviaclub.com poker online uang asli terbaik di indonesia dengan teknologi teraman dan tercanggih.
main dan ajak teman anda bergabung dan dapatkan 20% referral fee dari house commision untuk turnover teman ajakan anda...